Menurut laporan IQNA dilansir dari Arakan, Del Mohammad, seorang elit Muslim di kawasan Rakhine, mengatakan pembangunan hambatan beton oleh pemerintah Myanmar adalah trik baru untuk mengusir Muslim dari daerah netral di perbatasan negara ini dan Bangladesh.
Dia dengan mengatakan bahwa Muslim Rakhine sekarang hidup dengan harapan untuk kembali ke kota asal mereka, menambahkan bahwa pembangunan hambatan beton ini telah dimulai untuk mencegah mereka kembali ke tanah air mereka.
Terkait hal ini, surat kabar Daily Star, yang diterbitkan di area Cox’s Bazar di Bangladesh, dengan memublikasikan kandungan surat "Kamal Ahmed", seorang perwakilan dari pemerintah Bangladesh, kepada Dewan Menteri mengenai kekhawatirannya tentang kemungkinan implikasi membangun rintangan beton.
Surat kabar ini menuturkan, hambatan beton yang menyebabkan kerusakan pada Muslim Rakhine yang tinggal di daerah umum dan netral hingga daerah ini benar-benar kebanjiran.
Kekhawatiran PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa juga dengan menyatakan keprihatinannya atas periode baru penindasan militer terhadap Muslim Rohingya di kawasan Rakhine, mendesak pemerintah Myanmar untuk memberikan akses bebas dan tidak terbatas ke daerah itu sesegera mungkin untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk minoritas muslim Rohingya.
Muslim Rohingya menjadi sasaran serangan brutal oleh Angkatan Darat Myanmar dan ekstremis Buddhis sejak 25 Agustus 2017, yang menurut statistik PBB, telah menewaskan ribuan orang dan pengungsian 826.000 orang.
http://iqna.ir/fa/news/3781439