Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Fortune, Donald Trump dalam kampanyenya berkali-kali melarang masuknya kaum muslim ke Amerika jika menang dalam pemilu.
Selama ini, statemen-statemen Trump telah meningkatkan sensitivitas anti Islam di Amerika.
Pemilik akun @Mokhtar, para imigran, yang muslim dan juga berkulit hitam sangat khawatir.
Pengguna lainnya, @Rawan, saya mengkhawatrikan keluarga muslimku; ayahku dan lagam medoknya. Saudaraku dan warna pekat kulitnya. Saudariku dengan busananya.
Sebagian yang lain juga, sebagai ganti dari ungkapan kekhawatiran, mereka meminta perlawanan diskriminasi dan kebencian.
Pengguna lainnya @Omar Badr, dunia berbahaya yang lalai lebih berbahaya dan lebih lalim. Malam ini dekaplah orang-orang terkasih kalian dan bersiaplah untuk berperang untuk negara.
Yang lain menulis, saudara dan saudari muslimku di Amerika berhati-hatilah kalian, Insya Allah akan selesai dengan cepat.
Pengguna lainnya menulis, kami muslim bangkit dengan kokoh dan kami mendukung hak masyarakat tanpa suara dan terlalimi kemarin, sekarang dan esok.
@Imran Shadeqi, pengguna Twitter lainnya, kesampingkanlah semua gurauan yang dipaparkan sampai sekarang. Kita tidak semestinya takut. Kita harus bangkit berdiri di hadapan ketidakadilan dan diskriminasi.