Kepribadian Ustad Muhammad Abdul Aziz Hassan (lahir 1928-meninggal 2003) dan suasana tilawah guru besar di bidang tilawah ini didasarkan pada sentralitas dan orbit kelembutan, kepintaran dan kecerdasan. Jika Anda mendengarkan tilawah-tilawah ustad Hassan, Anda akan mengerti bahwa Anda berurusan dengan seorang qari yang sangat cerdas dan pintar. Dia tidak hanya berada pada level tinggi karena masalah teknis, tetapi komponen perasaan juga terlihat dalam tilawahnya.
Hassan memiliki semua bahan untuk sebuah tilawah yang hebat; dalam pengertian bahwa tilawah-tilawah ustad Hassan komprehensif berada di antara seni tilawah Alquran dan perasaan, dan suasana membaca.
Masalah pertama yang diperhatikan dalam tilawah ustad Hassan adalah cara membacanya yang berbeda dari hampir semua qari. Tidak ada tilawah yang menyerupai tilawahnya ustad Hassan. Tilawah ustad Sha’sha'i mungkin agak dekat, tetapi tilawah ustad Hassan adalah versi yang unik yang luar biasa.
Salah satu alasan yang membawa tilawah ustad Hassan ke tingkat kesempurnaan ini adalah karena dia tingkat pertama dalam hal suara dan nada serta pemahaman musik.
Ketika memasuki ruang tilawah Hassan, kita menyadari bahwa meski sulit meniru gayanya, bukan berarti tilawahnya tidak bisa ditiru sama sekali. Ustad Hassan punya rencana untuk setiap kata yang dia baca. Oleh karena itu, komponen tilawahnya yang lain adalah memperhatikan detail kata-kata.
Di sisi lain, ustad Hassan memiliki penguasaan yang sangat tinggi atas waqf dan ibtida’. Oleh karena itu, dia tidak pernah satu dimensi dan dia mahir dalam berbagai sudut tilawah Alquran. (HRY)