IQNA

Kehidupan Hakiki dengan Menerima Seruan Nabi Muhammad (saw)

14:53 - February 22, 2024
Berita ID: 3479670
IQNA - Alquran menekankan bahwa awal mula kehidupan intelektual, spiritual, dan sejati seseorang terealisasi dengan menerima seruan Nabi (saw).

Banyak ayat Alquran yang menekankan bahwa kehidupan manusia yang sesungguhnya adalah hasil menerima seruan para nabi. Antara lain, Allah swt berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu. (QS. Al-Anfal: 24) Makna hidup yang diperoleh dari menjawab seruan Rasulullah saw bukanlah kehidupan binatang, melainkan kehidupan yang diperoleh melalui pengaktifan kapasitas rasional, spiritual, dan hakiki manusia.

Alquran memandang orang-orang yang meskipun mempunyai fasilitas intelektual dan spiritual di lembaganya, namun tidak mendapat manfaat dari keimanan dan ilmu Tuhan, dan yang menyikapi ayat-ayat dan nikmat Tuhan dengan sikap acuh tak acuh, tidak rasional dan syahwat, pada tataran kehidupan, adalah orang-orang yang seperti hewan berkaki empat, yang membatasi kemaslahatan mereka dari kehidupan duniawi yaitu makan dan tidur, dan bahkan lebih buruk lagi, karena hewan tidak memiliki kemampuan untuk memahami tingkat yang lebih tinggi, tetapi manusia kehilangan kemampuan untuk memahaminya.

Alquran mengatakan:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’raf: 179)

Oleh karena itu, orang yang tidak beriman dan berpengetahuan adalah mati. Jenis kelamin, umur, ras dan status sosial politik tidak membedakan prinsip hidup manusia. Kapanpun keimanan ini muncul dalam diri seseorang (baik laki-laki atau perempuan) melalui perbuatan, hal pertama yang terjadi adalah dia mencapai kehidupan yang baik:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَ هُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97) “Hidup suci” adalah tingkatan hidup di mana seseorang memiliki hati yang tenang dan jiwa yang beriman, tercakup pada penegasan Ilahi dan doa para malaikat, serta tidak memiliki rasa takut atau sedih. (HRY)

captcha